Tidak ada lagi kah cinta untuk kami...
kami hanya inginkan kasih sayang...
apakah ini kasih sayang yang kalian berikan...
apakah tuhan menakdirkan kami untuk tersiksa sendiri dalam batin...
kami bertanya...
dahulu saat belia...
dimana papah...
dimana mamah...
saat kalian titipkan kami...
saat kalian tegak bertulang punggung...
hanya beratapkan bulan kita bersama...
namun hanya pisau lidah yang berlawanan...
memekakan tenlinga kami hingga berdengung...
kami hanyalah seorang anak...
kami hanyalah hiasan...
di saat ingin mendengar...
tersepelakan oleh jabatan kami sebagai anak...
kami tak bisa melawan...
kami hanya bisa berlari...
untuk sekedar mencari sebuah pelampiasan...
kami hancur...
kami terluka...
dan pada siapa kami bersandar...
di saat gelas berisikan darah kalian bersama hancur...
kepingan-kepingan itu menancap di atas tubuh kami...
setiap kami tertandakan darah...
terteteskan ke dua bola mata kami...
ini tanda yang kalian berikan...
namun dari luka yang kami terima...
tak ada kata benar dan salah...
jika hanya kata "mengapa?"...
menjadikan luka kami semakin bertambah dalam...
dan dalam benak kami...
kamilah yang bersalah...
kamilah tersangka...
kamilah sang para durhaka...
maaf pun tak akan mampu sembuhkan kalian...
maaf pun tak akan sembuhka kami...
karena luka ini akan selamanya ada...