Kamis, 23 Juli 2015

FLYING ISLAND


castle...
cave...
and forest...

dalam mata asing melihat itu semua...
dalam hati tak asing melihatnya...
dalam ingatan tak ada memory tentangnya...

pulau itu selalu hadir dalam mimpi...
dengan alur layaknya film...
berbeda pada setiap kesempatan...
namun terasa nyata dan hidup...
mereka mengenali...
namun aku tidak...

castle yang indah itu menjulang menembus awan...
cave itu terlihat bertebing dan bercahaya...
dan forest itu gemerlap layaknya oasis di gurun pasir...
mereka menyapa...
mereka baik...

setiap tempat di sana...
memiliki kekuatan yang luar biasa...
keindahan layaknya surga dunia...
entah ini hanya mimpi...
atau mereka memang benar-benar nyata...

entah saat sejak saat itu...
menyebrangi lautan...
tujuan menginjak pulau dewata...
seakan awan berkumpul...
menyerupainya...
dan seolah terhalangkan akan sesuatu...

pulau itu tidak mampu masuk...
dan sejak saat itu seolah pulau itu menghilang...
sirnah seperti buih embun di pagi hari...

aku merindukan puau itu...
masih banyak pertanyaan yang aku ingin ketahui...
namun tak akan da yang mampu menjawab...

Rabu, 22 Juli 2015

complicated love


cinta..... 

tiada kata lebih indah dari kata cinta...
dan hanya tuhanlah cinta terbesar dan abadi...

apa yang bisa di lakukan untuk sekedar merasakan cinta...?
yang saya tau...
cinta itu kasih sayang...
cinta itu empati...
cinta itu peduli...
cinta itu...

cinta datang dengan tak terduga...
dimanapun...
kapanpun...
pada siapapun...

namun cinta tidak terjadi pada waktu yang singkat...
jika cinta terjadi dalam waktu yang singkat...
itu hanyalah halusinasi perasaan yang terlalu mengharapkan...

karena cinta yang sesungguhnya berasal dari rasa...
suka...
sayang...
peduli...
dan terbentuklah rasa cinta yang sebenarnya...
karena cinta itu tumbuh...
bukan jatuh...

cinta itu dipilih...
bukan memilih...

dipilih bukan karena hebat...
dipilih bukan karena kasian...
dipilih bukan karena nafsu...
dipilih karena kita memang untuknya...

cinta itu tidaklah buta...
melainkan melihat dengan semua...
penglihatan yang kita punya...
melihat bukan berarti apa yang ada di hadapan...
tetapi melihat dari apa yang di rasakan...
yang diterima...
yang diucapkan...
yang dilakukan...

cinta bukan apa yang bisa kita beri...
atau kita terima...
cinta adalah kasih...
kasih terhadap dia yang...
menyayangi...
peduli...
mendengarkan...
siapa diri kita sebenarnya...

ada banyak cinta...
cinta bukan hanya untuk dia...
tetapi...
keluarga...
teman...
sahabat...
saudara...
alam semesta...
dan tuhan...

semua insan butuh cinta...
namun tidak semua insan bisa merasakan cinta...
"mengapa...?"

karena mereka telah buta...
mereka tidak bercermin...
mereka mencintai apa yang ada di depannya...
bukan didalam dirinya...
apa yang dubutuhkan...
tidak lagi menjadi dasar...
mereka lebih memilih apa yang mereka inginkan...
dan itu bukanlah cinta...

menerima siapa diri kita...
siapa pencipta kita...
menghargai apa yang kita punya...
bukan mengahrapkan apa yang ada...

hanya kepada-NYA...
cinta itu ada...

melihat dan mengenal siapa diri kita...
itulah cinta yang sebenarnya...


Minggu, 12 Juli 2015

LEO


Leo...
singa yang bersinar...
layaknya matahari bersinar terang...
dengan api yang menyelimuti dirinya...
rasa bangga condong angkuh namun bijaksana...
selalu berfikir sebelum bertindak...
taring yang tersimpan tidak untuk menyerang...
hanya raungan yang ia muntahkan...
itupun hanya jika ia rasa terancam...

terkadang sang api membutakan dirinya...
membakar semua yang ada di sekitarnya...
tak perduli apapun atau siapapun...
bisa terbakar hangus...
terbutakan oleh sang api...
ia tidak sadar apa yang telah terjadi...

terasadarkan ia bisa melukai mereka ataupun dirinya...
sang bijak pun mengelana...
berjalan tapak demi tapak...
terang berganti gelap...
terbasahi keringat oleh sengat panas...
dingin saat langit menangis...
dan sejuk saat sang udara menyapanya...

dalam waktu, mereka mencemooh...
mengkerdilkan sang bijak...
sang bijak tak ingin mereka terluka...
namun hanya hujatan yang terlempar...
sang bijak teranggap lemah...

hanya waktu menemani...
hingga tiba di ujung daratan...
di punggung tebing menyongsong samudera...
sang bijak tertunduk...
malu...
sepi...
sakit...

samar terdengar geremicik air...
di antara jarak tebing sang bijak berdiri...
seseorang menuangkan air di atas samudra...
dengan sebuah kendi yang di gengamannya...
sang bijak bertanda tanya...
perlahan sang bijak mendekati....
mengamati dengan cermat...
"apa yang dilakukan orang itu??"

tak ada rasa takut...
terpancar dari kedua bola mata orang itu...
rasa iba terhadap sang bijak...
"apa yang terjadi? dirimu begitu tak berdaya..."
sang bijak diam seketika...
"aku melemah"
tanpa kata terucap...
seseorang itu mengalirkan air dalam kendi...
membasahi sang bijak dengan airnya...

api yang berkobar dri sang bijak pun padam...
entah apa yang terjadi...
api itu merubah diri mereka...
merah tergantikan biru menyala...
"bagaimana sekarang...??"

sang bijak merasakan kasih sejukan dirinya...
terasa terlahir kembali...
terasa menjadi sesuatu yang baru..
terasa kasih yang meluap....
berasalkan dari gemericik air-air itu...
"terima kasih... dan siapakah dirimu??

"aku adalah air..."
"aku adalah kehidupan..."
"aku adalah kasih..."
"lalu siapakah dirimu...??"
sang sejuk itu balik lontarkan pertanyaan...

"aku bukanlah siapa-siapa"
"aku hanyalah api yang menghanguskan segalanya"
"aku mahluk penghancur"
sang bijak terpendam dalam rasanya...

sang sejuk pun mengiba melihat sang bijak...
dengan lembut sang sejuk mengusap jubah sang bijak...
"tak perlu takut akan dirimu..."
"kau adalah mahluk yang dapat menggenggam matahari..."
"kau adalan cahaya lilin yang akan menerangi dunia yang gelap"
sang bijak pun tersenyum...
sejak saat itu sang bijak dan sang sejuk...
menunjukan pada alam semesta...
merekalah cahaya...
merekalah kehidupan...
merekalah sandaran...
dan merekalah kebutuhan semua mahluk...